INDONESIA BERBANTAH
Putera Pertiwi versi 1
PENDURHAKA
Kau!
lahir, besar ... BESAR
di sini,
Di ... sini!
pijak bumi kami
rakus hirup udara kami
minum dari susu perempuan keriput ini,
bukan yogurt, susu fermentasi.
Kau!
mengasah lidah LANGIT
menumpah ludah, melesak langit-langit kami
belukar duri saja tak bantai inang sendiri
Kau!
besar kepala besar, habis ditelan kerdil hati
terkutuk, Kau!
pilihan sendiri membuang diri,
haram pijakmu di bumi ini lagi
jangan mimpi, kami tak sudi
tak ada tempat kembali
enyah!
Nalda, orang biasa
030709 saat kata begitu bahaya
INDONESIA BERBANTAH
Putera Pertiwi versi 2
MENGUAK DESTINASI
sudah saatnya
keluar dari tempurungmu
lihatlah luas angkasa jagad semesta
tunjuk satu bintang paling terang
matahari bintang paling terang?
hah ha ha
sayang,
jangan kuning matahari kuningkan matamu
bintang biru, bintangku
pijar lebih berseru, kilau tanpa seteru
abaikan revolusi
hanya ada satu rotasi
satu kali!
astronom tak kau percaya
perlukah bertanya pada Lazarus?
Nalda, orang biasa
030709 saat kata begitu bahaya
INDONESIA BERBANTAH
Putera Pertiwi versi 3
AIR MATA IBU
Tak kau lihatkah
;
ibuku berurai air mata
kita
putera-puteri terkasih dimalih rupa:
kambing hitam
,
air matanya menganak sungai
kau ..., engkau ...
putera-puteri terkasih baris depan
dibaris pada garis berhadapan
dalam wujud domba tanduk tajam di kepala
tunggu aba-aba
;
Ibuku menangis darah
garuda kesayangan pecah
berkeping
jelmakan balam-balam aduan
,
Ibuku
sekarat di tengah gelanggang
.
Nalda, orang biasa
030709 saat kata tiada harga
INDONESIA BERBANTAH
Putera Pertiwi versi 4
PESAN PINGGIRAN
kepada pemilik wajah dalam pigura
percaya bakal pendamping Garuda
tak peduli:
;siapa
;dari mana
pintaku
:
tolong,
jangan sebarkan manisan
pada sarang-sarang semut hitam
mohon juga,
jangan taburkan:
kerak neraka
kususun jari sepuluh,
sebelas dengan kepalaku.
Nalda, orang biasa
030709 saat tanya menanti kata
Minggu, 05 Juli 2009
Langganan:
Postingan (Atom)